LAPORAN KULIAH LAPANGAN
HORTIKULTURA
PENGAMATAN
PADA TANAMAN HIAS DI BALAI BENIH TANAMAN
HORTIKULTURA BONTO-BONTO, KABUPATEN GOWA, PROVINSI SULAWESI SELATAN
NAMA :
FITRIANI LAYUKAN
NIM :
H411 12 010
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Hortikultura merupakan kegiatan budidaya tanaman dalam skala
yang lebih padat modal, padat tenaga kerja, dan lebih intensif, karena mutu
hasil merupakan tujuan akhir dari suatu budidaya tanaman. Oleh karena itu
budidayanya harus dilakukan secara intensif baik intensif modal, intensif tenaga
kerja, maupun intensif waktu. Ketiga hal inilah yang membedakan budidaya tanaman
hortikultura dengan tanaman yang lain.
Pada umumnya, isi kebun di Indonesia berupa tanaman sayuran,
tanaman hias dan wangi- wangian, tanaman bumbu masak, tanaman obat- obatan, dan
tanaman penghasil rempah. Sedangkan di negara maju, budidaya tanaman
hortikultura sudah merupakan suatu usaha tani yang berpola komersial. Yaitu
diusahakan secara monokultur di ladang produksi yang luas. Seiring dengan
semakin pentingnya kedudukan hortikultura dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sumber vitamin dan mineral disamping sebagai bahan baku produk olahan,
pengusahaan hortikultura di Indonesia kini mulai dilakukan secara monokultur
dan dikelola secara agribisnis.
Produk hortikultura mempunyai karakteristik yang berbeda
dari produk agronomi. Komoditas hortikultura dimanfaatkan dalam keadaan masih
hidup atau masih segar, perisibel dan mempunyai kandungan air yang tinggi.
Contoh komoditas hortikultura seperti tanaman hias, sayur-sayuran, buah-buahan,
dan sebagainya.
Budidaya tanaman hortikultura menghendaki perhatian yang
serius, khususnya dalam penentuan persyaratan ekologinya, hal ini dikarenakan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman hortikultura sangat tergantung pada
keadaan ekologi tempat tanaman tersebut tumbuh. Apabila tanaman tersebut
diusahakan pada lingkungan yang memenuhi kebutuhan syarat tumbuhnya, dapat
dipastikan tanaman tersebut akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman hortikultura
dapat dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor medium tumbuh.
Melihat dari prospek produk hortikultura tersebut, maka
budidaya tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dan tanaman hias perlu
dilakukan. Untuk itu kami melakukan observasi ke Balai Benih Tanaman Hortikultura
dan melihat proses pembudidayaan tanaman hortikultura.
I.2 Tujuan
Tujuan
dari diadakannya kuliah lapangan ini adalah:
1.
Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman hortikultura
yang dibudidayakan di BBTH.
2.
Untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan
pemahaman mahasiswa dalam bidang teknik produksi tanaman hortikultura, seperti
cara-cara yang dilakukan BBTH.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1
Pengertian Hortikultura
Hortikultura berasal dari bahasa latin, yaitu hortus (kebun)
dan colere (menumbuhkan). Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu yang
mempelajari pembudidayaan kebun. Hortikultura adalah pertanian berbasis tanaman
untuk tanaman selain tanaman agronomi (pangan dan pakan) dan tanaman kehutanan.
Hortikultura merupakan cabang pertanian yang berurusan dengan budidaya intensif
tanaman yang diajukan untuk bahan pangan manusia obat-obatan dan pemenuhan kepuasan.
Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi,
hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur),
tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman
obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk
hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar.
Hortikultura merupakan perpaduan antara
ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek pertanian hortikultura modern berkembang
berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan
menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan
ekonomi maupun kesenangan pribadi.Hortikultura adalah gabungan ilmu, seni, dan
teknologi dalam mengelola tanaman sayuran, buah, ornamen, bumbu-bumbu dan
tanaman obat obatan. Oleh karena itu, pengertian hortikultura yang dianut kini
lebih luas cakupannya, yakni mencakup budidaya tanaman sayuran, buah-buahan,
dan berbagai tanaman hias sampai kepada elemen elemen lain yang bukan tergolong
organisme hidup
Hortikultura
saat ini menjadi komoditas yang menguntungkan karena pertumbuhan ekonomi yang
semakin meningkat saat ini turun memicu peningkatan konsumsi hortikultura,
karena pendapatan masyarakat yang juga meningkat. Peningkatan konsumsi
hortikultura disebabkan karena struktur konsumsi bahan pangan cenderung
bergeser pada bahan non pangan pada bahan elastisitas pendapatan relatif tinggi
seperti pada komoditas hortikultura. Konsumsi masyarakat sekarang ini memiliki
kecenderungan menghindari bahan pangan dengan kolestrol tinggi seperti produk
pangan asal ternak.
Budidaya tanaman
hortkultura di Indonesia belum memberikan kontribusi yang besar, dibandingkan
dengan komoditas pertanian lainnya. Banyak faktor yang menjadi kendala untuk
pengembangan komoditas hortikultura. Selain lemahnya modal usaha yang dimiliki
dan rendahnya pengetahuan petani, kendala lain yang dominan adalah harga produk
hortikultura yang rendah dan sangat berfluktuasi, prasarana transportasi yang
kurang mendukung, dan belum berkembangnya agroindustri yang memanfaatkan hasil
tanaman hortikultura sebagai bahan baku.
Bedasarkan jenis
tanaman yang dibudidayakan, pertanian hortikultura dapat dibagi menjadi
beberapa disiplin ilmu yang lebih spesifik, yaitu :
a. Olericulture
adalah bagian hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman sayur.
b. Pomology
adalah bagian hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman buah-buahan
c. Floriculture
adalah bagian hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman hias
d. Landscape horticulture
adalah bagian hortilultura yang mempelajari pemanfaatan tanaman hortikultura
dalam penataan lingkungan.
e. Apiary
(apikultura): bagian hortikultura yang mempelajari budidaya lebah madu.
II.2
Syarat Tumbuh Tanaman Hortikultura
Secara
umum lahan yang baik untuk pengembangan hortikultura ialah yang bertimbulan
datar atau sedikit landai. Lahan yang terlalu miring tidak cocok karena
biasanya bertanah miskin hara (kecuali yang tanahnya terbentuk dari endapan abu
volkan) dan memerlukan penterasan untuk pengendalian erosi. Penterasan yang
sampai menyingkapkan lapisan bawahan tanah dapat membuat tanah bertambah miskin
hara (kecuali apabila lapisan atasan tanah yang lebih kaya hara berketebalan
cukup sehingga pembuatan teras tidak sampai menyingkapkan lapisan
bawah tanah). Tanah yang baik untuk pengembangan hortikultura ialah tanah
aluvial asal jangan terlalu berpasir atau berbatu dan bebas banjir. Pemilihan
tapak penanaman yang baik sebetulnya lebih ditentukan oleh iklim berkenaan
dengan suhu, curah hujan.
Keberhasilan
pengembangan hortikultura ditentukan oleh kecanggihan dan kelengkapan komponen
teknologi yang dirakit dalam sistem budidayanya. Hal ini terutama benar apabila
hortikultura akan diperankan sebagai ujung tombak agroindustri dan agribisnis.
Dengan mengembangkan hortikultura, penggunaan lahan untuk pertanian dapat
dihemat. Dengan demikian dampak negatif konversi lahan pertanian menjadi lahan
non pertanian dapat berkurang kegawatannya. Mengembangkan hortikultura rumah
kaca menjadikan faktor iklim dan musim tidak penting lagi. Persoalan hama dan
penyakit juga dapat dikendalikan penuh. Dengan medium tumbuh buatan (tanah
buatan) pengembangan hortikultura tidak lagi terbatasi oleh ketersediaan secara
alami tanah-tanah yang sesuai. Hal ini akan memudahkan penyusunan tataguna
tanah dan mengurangi terjadinya perebutan menempati lahan antar kepentingan
yang bersaing. Sudah barang tentu tidak seluruh budidaya hortikultura dapat dan
boleh dilakukan sepenuhnya dengan lingkungan dan medium tumbuh buatan. Tanaman
yang dibudidayakan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam jumlah banyak,
seperti kentang, kacang tanah, dan kedelai, atau tanamannya berukuran besar,
seperti pohon buah, harus diusahakan di lahan sungguhan. Budidaya rumah kaca
dengan medium tumbuh buatan membuat hasilnya menjadi mahal sehingga hanya akan
terbeli oleh golongan masyarakat berpenghasilan besar padahal rakyat umum juga
memerlukannya, seperti tomat, labu dan lombok. Maka bagian terbesar tanaman- tanaman tersebut harus
dibudidayakan di lahan sungguhan. Hortikultura yang dapat dikerjakan sepenuhnya
secara buatan ialah pembibitan dan pembenihan. Barangkali cara tersebut lebih
baik agar mutu bibit dan benihnya lebih terjamin.Tanaman bunga dan hias boleh
diproduksi dengan piranti buatan karena konsumennya berada dalam golongan
masyarakat atasan.
II.3 Tanaman Hias
Tanaman Hias adalah segala jenis
tanaman yang memiliki nilai hias (bunga, batang, tajuk, cabang, daun, akar,
aroma dsb) yang menimbulkan kesan indah (artistic) atau kesan seni. Tanaman
hias terdiri dari tanaman hias pot, tanaman hias potong, tanaman hias daun dan
tanaman hias lansekap/taman. Manfaat dan kegunaan tanaman hias memiliki 3 aspek
kepentingan yaitu : Ekonomi, Seni dan Lingkungan.
Tanaman Hias sebagai penyejuk jiwa, mendatangkan
rasa tenang maupun mendatangkan keuntungan materi bagi yang mengusahakannya,
tanaman hias memiliki potensi yang sangat besar dalam membentuk kehalusan budi,
menjaga kenyamanan lingkungan, menjaga kelestarian alam, kestabilan jiwa
manuasia, meningkatkan pendapatan petani dan memperluas lapangan pekerjaan.
Ekonomi: Industri tanaman hias
menyediakan dan mengkreasikan pekerjaan, menghasilkan tanaman hias dan Bunga
Potong, meningkatkan nilai keindahan/ lingkungan melalui garden/pertamanan.
Seni (Aesthetic) = Penampilan:
meningkatkan penampilan rumah dan bangunan melalui pertamamanan (landscaping),
meningkatkan penampilan lahan sekaligus memberdayagunakannya atau meniadakan
lahan terbuka tak berguna, meningkatkan jumlah areal terbuka hijau.
Lingkungan (Enviromental): termasuk
kesehatan dan kenyamanan dimana udara bersih, menjaga terjadinya erosi,
menmyediakan keteduhan, kesuburan hara, dan menghalang air. Prospek
pengembangan tanaman hias di Indonesia memiliki masa depan yang cerah mengingat
permintaan pasar, baik dalam negeri maupun Luar Negeri terus meningkat dari
tahun ke tahun. Masalah penting yang dihadapi tanaman hias secara keseluruhan
adalah factor keragaman mutu dan standard produk yang dihasilkan, kesinambungan
produksi yang masih tersendat-sendat. Untuk itu perbaikan mutu harus dimulai
dari sejak pemilihan bibit (pembibitan), aspek pemeliharaan, panen dan pasca panen.
Pengendalian organisme pengganggu juga merupakan hal penting untuk diperhatikan
karena OPT tersebut dapat merusak mutu sekaligus jumlah tanaman. Budidaya
tanaman hias pada saat ini tidak hanya menjadi hobi semata, tetapi juga dapat
menjadi peluang usaha. Pasar tanaman hias tidak akan sepi peminat dan selalu
bergerak aktif, bahkan pada saat krisis keuangan sekalipun. Agribisnis tanaman
hias selalu menggeliat karena orang tidak akan mengukur uang mereka dengan
skala volume. Skala ukuran yang digunakan pencinta tanaman hias adalah
kepuasan, kepuasan mereka tidak terbayar tanpa bisa mendapatkan tanaman yang
diinginkan, walaupun tanaman tersebut berharga sangat mahal. Untuk itu petani
atau pelaku usaha tanaman hias dituntut untuk selalu kreatif, dan membuat
beragam hasil budidaya tanaman agar tidak membuat konsumen bosan.
II.4
Jenis-Jenis Tanaman Hias
1.
Krisan
Krisan merupakan
tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas
(Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran
Cina, dikenal dengan Chrysanthenum
indicum (kuning), C. morifolium
(ungu dan pink) dan C. daisy (bulat,
ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga
krisan dijadikan sebagai symbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The
East.
Kegunaan tanaman krisan
yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat
tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di
Indonesia digunakan sebagai:
a) Bunga
pot
Ditandai dengan sosok
tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot,
polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah
varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih
kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan),
Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda). Krisan
introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas
krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu),
Rage (merah) dan Time (kuning).
b) Bunga
potong
Ditandai dengan sosok
bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran
bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya ditanam di lapangan dan
hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat banyak
antara lain Inga, Improved funshine,
Brides, Green peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.
Syarat tumbuh tanaman krisan
membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan.
Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di
dalam bangunan rumah plastik. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih
lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Suhu udara
terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C.
Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar
bibit, setek diperlukan 90-95%. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm.
Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm.
Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah
plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar
yang dianjurkan. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat
berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan
penyakit. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar
5,5-6,7. Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara
700–1200 m dpl.
2. Gladiol
Gladiol merupakan
tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili
Iridaceae yang mempunyai potensi untuk dikembangkan secara luas, karena
mempunyai nilai estetika dan ekonomi yang cukup tinggi serta mampu menunjang
peningkatan pendapatan petani. Beberapa kelebihan usaha tani gladiol yaitu
tanaman gladiol akan berbunga relatif singkat yaitu 60 - 90 hst, ukuran
bunganya yang relative besar membuatnya eye catching dan pantas dibeli, di
dataran tinggi dapat ditanam di lahan terbuka tanpa menggunakan naungan atau
rumah plastik, serta memberi keuntungan usaha tani yang memadai. Kesegaran
bunga potong gladiol juga dapat bertahan lama yaitu 5-10 hari. Gladiol berasal
dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya.
Hasil penelitian tahun
1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dari Belanda kemudian diuji multi
lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga
varietas diantaranya memiliki penampilan yang paling indah, (warna dan
bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu:
White godness (putih) Tradehorn (merah jingga) Priscilla (putih)
Gladiol di produksi
sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi. Dan memiliki nilai estetika.
Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara
kenegaraan dan keperluan ritual lainnya.
Syarat
Pertumbuhan
Iklim
· Gladiol
membutuhkan curah hujan rata-rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol dapat
ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan.
· Tanaman
gladiol membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bunga mengering dan floret tidak
terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun
ke 5, 6, dan 7, yang menyebabkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja.
Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, dan Mascagni kurang peka
terhadap cahaya matahari.
· Tanaman
gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-25 derajat C. Suhu udara ratarata kurang
dari 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Suhu udara
maksimum pertumbuhan gladiol adalah 27 derajat C, kadang-kadang dapat
menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah dan
tanaman relatif tinggi.
Media
Tanam
· Jenis
tanah yang cocok untuk tanaman gladiol adalah andosol dan latosol yang subur,
gembur dan banyak mengandung bahan organik.
· Tanaman
bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yang memiliki pH 5,5- 5,9.
Ketinggian
Tempat
Tanaman gladiol dapat
tumbuh dengan baik di daerah ketinggian 500-1500 m dpl dan beriklim sejuk.
3.
Anggrek
Anggrek adalah tanaman
hias berbunga yang merupakan komoditas hortikultura unggulan dengan nilai
ekonomi tinggi. Nilai penting tanaman anggrek terletak pada keindahan bunga,
sehingga keberhasilan pembungaan menjadi faktor yang sangat penting dalam
budidaya anggrek. Keunikan bunga anggrek terdapat pada bentuk dan warna bibir
atau labellum yang membedakan bunga anggrek dengan tanaman lain.
Jenis
Tanaman
Jenis anggrek yang
terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor
terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu
berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal
dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun
glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.
Tanaman anggrek dapat
dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:
1. Anggrek
Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak
merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah
akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek
semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang
tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar
udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3. Anggrek
tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.
Manfaat
Tanaman
Manfaat utama tanaman
ini adalah sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan,
baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan
obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.
Syarat
Petumbuhan
Iklim
1. Angin
dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.
2. Sinar
matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya
berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
3. Suhu
minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 °C. Jika suhu udara malam berada
di bawah 12,7 °C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek
(di dataran tinggi Dieng).
4. Tanaman
anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai
kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
Media
Tanam
Terdapat 3 jenis media
untuk tanaman anggrek, yaitu:
1. Media
untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:
·
Serat Pakis yang telah digodok.
·
Kulit kayu yang dibuang getahnya.
·
Serabut kelapa yang telah direndam air
selama 2 minggu.
·
Ijuk.
·
Potongan batang pohon enau.
·
Arang kayu .
·
Pecahan genting/batu bata.
·
Bahan-bahan dipotong menurut ukuran
besar tanaman dan akarnya.
Untuk anggrek Semi
Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi
makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
2. Media
untuk anggrek Terrestria
Jenis anggrek ini hidup
di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah
binatang, serat pakis dan lainnya.
3. Media untuk anggrek semi Terrestria
Bahan untuk media
anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang
sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis
dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2.
Ketinggian
Tempat
Ketinggian tempat yang
cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Anggrek
panas (ketinggian 0-650 m dpl)
Anggrek panas
memerlukan suhu udara 26-30 °C pada siang hari, 21 ° C pada malam hari, dengan
daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
1. Dendrobium phalaenopsis
2. Onchidium papillo
3. Phaphilopedillum bellatum
2. Anggrek
sedang (ketinggian 150-1500 m dpl). Anggrek sedang pada suhu udara siang hari
21 °C dan 15-21 °C, pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
3. Anggrek
dingin (lebih dari 1500 m dpl) Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia,
tumbuh baik pada suhu udara 15-21 ° C di siang hari dan 9-15 ° C pada malam
hari, dengan ketinggian 1500 m dpl. Contoh anggrek jenis Cymbidium.
4.
Mawar Rosa damascena Mill.
Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri.
Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol
atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari
dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar
luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis).
Di
Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand
(Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium,
memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan
tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.
Manfaat Tanaman
1) Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
2) Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu
ataupun koridor.
3) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi
ritual.
4) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan
(pada skala penelitian di
Puslitbangtri).
Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
1) Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.
2) Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah
1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup
sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang
kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang
menyebabkan pengeringan tanaman.
3) Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap
lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di
daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 oC dan kelembaban 70-80 %.
2. Media Tanam
1) Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di
kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir
(kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan
drainase baik. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan
kesuburan tanah yang cukup baik.
2) Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah
asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5
ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah
unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki
bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah
ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh
akar mawar. Pengapuran dilakukan 2 minggu Sebelum penanaman.
3. Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1) Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18°C dan maksimum
28–30°C.
2) Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16°C, maksimum
24–27°C.
3) Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 °C dan maksimum
19,5-22,6 °C.
Di daerah
tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di
dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.
Gambaran Umum Balai
Benih Tanaman Hortikultura (BBTH)
Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Tanaman Hortikultura (BBTH) terletak
di JL.Poros Malino Km. 28 Bonto-bonto Kabupaten Gowa. UPTD BBTH mempunyai tugas
menyelenggarakan tugas teknis dinas di bidang produksi benih tanaman
hortikultura, dipimpin oleh kepala UPTD yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
BAB
III
METODE
PELAKSANAAN
III.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Studi
lapangan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015, bertempat
di Balai Benih Tanaman Hortikultura, Kabupaten Gowa.
III.2 Metode
Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data diantaranya melalui diskusi di ruangan, kemudian dilanjutkan
dengan observasi/survey langsung ke lapangan. Di lapangan selain melakukan
survey, dihimpun melalui proses tanya jawab atau wawancara langsung antara
mahasiswa dengan narasumber yang bertugas sebagai pengurus atau pengelola di
BBTH.
III.2.1
Observasi
Observasi
dilakukan dengan cara melihat berbagai jenis tanaman hortikultura yang
dibudidayakan.
III.2.2
Wawancara
Wawancara dilakukan
terhadap narasumber dengan cara bertanya secara langsung mengenai
permasalahan-permasalahan yang basa ditemui dalam teknik budidaya tanaman
hortikultura.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan, ditemukan beberapa jenis tanaman hortikultura
yang dibudidayakan di BBTH, antara lain:
1. Anggrek Dendrobium sp
2. Krisan Chrysanthenum sp
3. Miana Coleus sp
4. Lidah
mertua Sanseviera sp
5. Cabe Capsicum sp
6. Zamioculcas sp
7. Sri
Rejeki Aglaonema sp
IV.2
Pembahasan
Tanaman-tanaman
hortikultura dikembangkan dengan cara teknik kultur jaringan di Instalasi
Laboratorium Kultur Jaringan. Berdasarkan kuliah lapangan mata kuliah
Hortikultura yang telah kami lakukan pada hari Jumat, 11 Desember 2015 yang
lalu di BBTH Bonto-Bonto Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan kami mendapatkan
banyak tanaman hias di Green House
diantaranya ada banyak spesies tanaman
krisan Chrysanthenum sp, tanaman
miana Coleus sp, berbagai spesies tanaman anggrek Dendrobium sp, tanaman sri rejeki Aglaonema sp, Bunga Dolar Zamioculcas
sp, lidah mertua Sansiviera sp,
dan tanaman cabai Capsicum sp yang
dibudidayakan.
Di Green House
Bonto-Bonto ini dilakukan aklimatisasi krisan. Dimana aklimatisasi merupakan
pengondisian plantlet atau tunas mikro dilingkungan baru yang aseptik diluar
botol, dengan media tanah sehingga plantlet dapat bertahan dan terus tumbuh
menjadi bibit yang siap tanam dilapang. Prosedur pembiakan dengan kultur
jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika plantlet dapat diaklimatisasi ke
kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi. Atau dengan kata lain
aklimatisasi adalah suatu aktifitas atau kegiatan pemindahan tanaman dari
lingkungan yang terkendali (invitro) ke lingkungan mandiri (eksvitro).
Aklimatisasi krisan di Green House
Bonto-Bonto ini menggunakan media sekam bakar dan menggunakan hormone
pertumbuhan Hormon Growth Tone.
BAB
IV
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dari penulisan laporan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa di Balai Benih Tanaman Hortikultura (BBTH) Bonto-Bonto
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memiliki banyak tanaman budidaya hortikultura
antara laintanaman hias tanaman krisan Chrysanthenum sp, tanaman miana Coleus
sp, berbagai spesies tanaman
anggrek Dendrobium sp, tanaman sri
rejeki Aglaonema sp, Bunga Dolar Zamioculcas sp, lidah mertua Sansiviera sp dan tanaman cabai Capsicum sp.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Pertanian.1987. Budidaya Tanaman Anggrek. Deptan, Jakarta.
Notohadinegoro,
T., 2006. Faktor dalam Pengembangan
Hortikultura. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Osman,
Fiyanti, Prasasti I. 1989. Anggrek Dendrobium. Penebar Swadaya IKAPI.
Rahardi.F,
Wahyuni S, Nurcahyo E. M. 1993. Agribisnis Tanaman Hias. Penerbar
Swadaya, Jakarta.
Sarjono,
B. Y., 2012. Laporan Akhir Praktikum
Dasar-Dasar Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Bandung.
Staf
UPTD Bonto-Bonto. 2010. UPTD Balai Benih Tanamana Hortikultura. Jl. Poros
Malino Km.28 Bonto-Bonto, Kab. Gowa. Tersedia http://uptdbbthsulsel.wordpress.com/.
Diakes pada tanggal 20 Desember pukul 23.25 WITA. Makassar.
Susila, A.,
2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran.
Institut Pertanian Bogor. Bandung.
UPTD
Balai Benih Tanaman Hortikultura Jl. Poros Malino KM.28 Bonto-Bonto, Kabupaten
Gowa. Tersedia http://uptdbbthsulsel.blogspot.co.id. Diakes
pada tanggal 20 Desember pukul 22.48 WITA. Makassar.
No comments:
Post a Comment