Mitos di Masyarakat
Tentang Bibir sumbing
Dalam masyarakat Indonesia banyak sekali
berkembang mitos di berbagai sisi kehidupan, termasuk mitos
tentang buah hati. Pada saat seorang ibu sedang hamil, banyak sekali pantangan
atau larangan dari orang yang lebih tua.
Pernah saya bertemu ibu yang sedang hamil, dan mendengar
ibu hamil tersebut mengatakan, “amit-amit jabang bayi”. Hal ini kerap kali
terucap apabila sang calon ibu ini melihat sesuatu pada orang lain yang
menurutnya janggal dan tidak mengingkinkan si jabang bayi lahir dengan kondisi
seperti itu (biasanya melihat orang yang memiliki cacat fisik.. Pada saat
sedang hamil, sang suami juga tidak boleh melakukan aktivitas-aktivitas seperti
memancing, menyembelih hewan, dll serta sang ibu juga tidak boleh memotong atau
menjahit baju selama hamil karena anak yang dilahirkan akan sumbing bibirnya
atau sang jabang bayi disinyalir akan lahir cacat fisik.
Fakta : Bibir sumbing adalah
cacat bawaan sejak lahir yang ditandai dengan adanya celah pada bibir. Biasanya disebabkan karena faktor
obat-obatan yang diminum oleh ibu selama hamil, faktor keturunan atau menikah
dengan kerabat yang dekat, diksebabkan adanya mutasi dari gen atau
terjadinya mutasi pada kromosom, dan efek samping radiasi. Oleh karenanya, x-ray tidak dilakukan selama kehamilan kecuali atas indikasi tertentu.
Selain
itu, faktor nutrisi juga berperan. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan
terjadinya kelainan ini.
Dengan ditemukannya faktor genetika
penyebab bibir sumbing, maka akan ada harapan untuk mencegah terjadinya
kasus-kasus baru. Temuan baru itu membawa kita semakin dekat dengan factor
genetic multiple yang berpengaruh pada berbagai penyakit cacat bawaan. Apabila
terus dilanjutkan, studi genetika tersebut dapat dilakukan pada setiap etnis di
dunia, karena faktor genetika setiap etnis selalu berbeda-beda.
Para ahli telah berhasil menemukan
faktor genetika yang menyebabkan seorang bayi berisiko tiga kali lipat
menderita bibir sumbing. Temuan tersebut dapat memprediksi pasangan orang tua
mana yang berisiko memiliki anak dengan kasus bibir sumbing. Bahkan pasangan
itu dapat diberi arahan medis sehingga sanggup mencegah terjadinya kasus cacat
bawaan tersebut.
Terobosan terbaru untuk kasus bibir
sumbing didasarkan pada studi terhadap DNA pada sekitar 8.000 orang yang
memiliki riwayat bibir sumbing di 10 negara. Dari angka itu, diperoleh sembilan
variasi yang disebut dengan single nucleotide polymorphisms (SNPs) dalam gen
bernama IRF6. Gen IRF6 merupakan gen penyebab terjadinya kasus bibir sumbing.
Kasus bibir sumbing kini menjadi
sorotan yang cukup serius. Meskipun sudah dapat diatasi dengan operasi kecil,
namun para ahli tetap berpendapat bahwa cacat bawaan tersebut merupakan kasus
yang cukup unik. Di Inggris saja, sebagai negara maju, tercatat setidaknya satu
dari 700 anak dilahirkan dengan bibir sumbing. Sedangkan di Indonesia,
berdasarkan catatan Perhimpunan Bedah Plastik Indonesia, setiap tahunnya
penderita bibir sumbing bertambah lebih
No comments:
Post a Comment