Labels

Monday, 20 May 2013


Mitos di Masyarakat
Tentang Bibir sumbing

Dalam masyarakat Indonesia banyak sekali berkembang mitos di berbagai sisi kehidupan, termasuk mitos tentang buah hati. Pada saat seorang ibu sedang hamil, banyak sekali pantangan atau larangan dari orang yang lebih tua.
Pernah saya bertemu ibu yang sedang hamil, dan mendengar ibu hamil tersebut mengatakan, “amit-amit jabang bayi”. Hal ini kerap kali terucap apabila sang calon ibu ini melihat sesuatu pada orang lain yang menurutnya janggal dan tidak mengingkinkan si jabang bayi lahir dengan kondisi seperti itu (biasanya melihat orang yang memiliki cacat fisik.. Pada saat sedang hamil, sang suami juga tidak boleh melakukan aktivitas-aktivitas seperti memancing, menyembelih hewan, dll serta sang ibu juga tidak boleh memotong atau menjahit baju selama hamil karena anak yang dilahirkan akan sumbing bibirnya atau sang jabang bayi disinyalir akan lahir cacat fisik.
Fakta : Bibir sumbing adalah cacat bawaan sejak lahir yang ditandai dengan adanya celah pada bibir. Biasanya disebabkan karena faktor obat-obatan yang diminum oleh ibu selama hamil, faktor keturunan atau menikah dengan kerabat  yang dekat, diksebabkan adanya mutasi dari gen atau terjadinya mutasi pada kromosom, dan efek samping radiasi. Oleh karenanya, x-ray tidak dilakukan selama kehamilan kecuali atas indikasi tertentu.
Selain itu, faktor nutrisi juga berperan. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan terjadinya kelainan ini.

Dengan ditemukannya faktor genetika penyebab bibir sumbing, maka akan ada harapan untuk mencegah terjadinya kasus-kasus baru. Temuan baru itu membawa kita semakin dekat dengan factor genetic multiple yang berpengaruh pada berbagai penyakit cacat bawaan. Apabila terus dilanjutkan, studi genetika tersebut dapat dilakukan pada setiap etnis di dunia, karena faktor genetika setiap etnis selalu berbeda-beda.
Para ahli telah berhasil menemukan faktor genetika yang menyebabkan seorang bayi berisiko tiga kali lipat menderita bibir sumbing. Temuan tersebut dapat memprediksi pasangan orang tua mana yang berisiko memiliki anak dengan kasus bibir sumbing. Bahkan pasangan itu dapat diberi arahan medis sehingga sanggup mencegah terjadinya kasus cacat bawaan tersebut.

Terobosan terbaru untuk kasus bibir sumbing didasarkan pada studi terhadap DNA pada sekitar 8.000 orang yang memiliki riwayat bibir sumbing di 10 negara. Dari angka itu, diperoleh sembilan variasi yang disebut dengan single nucleotide polymorphisms (SNPs) dalam gen bernama IRF6. Gen IRF6 merupakan gen penyebab terjadinya kasus bibir sumbing.
Kasus bibir sumbing kini menjadi sorotan yang cukup serius. Meskipun sudah dapat diatasi dengan operasi kecil, namun para ahli tetap berpendapat bahwa cacat bawaan tersebut merupakan kasus yang cukup unik. Di Inggris saja, sebagai negara maju, tercatat setidaknya satu dari 700 anak dilahirkan dengan bibir sumbing. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan catatan Perhimpunan Bedah Plastik Indonesia, setiap tahunnya penderita bibir sumbing bertambah lebih



No comments:

Post a Comment